Sejarah dan Kisah

Kisah Kelelawar Memadamkan Api Masjidil Aqsha

ORDER

Kisah Kelelawar Memadamkan Api Masjidil Aqsha
M. Abdul Muiz, S.Pd

Kelelawar adalah makhluk yang terampil dalam penerbangan. Sebagai mamalia, mereka menggunakan pantulan gelombang suara supersonik, mirip dengan radar pada pesawat, untuk memetakan objek di sekitar dan menghindari rintangan. Kelelawar mampu mengendalikan bentuk dan fleksibilitas membran sayapnya yang unik dengan otot-otot yang sangat halus.

Dalam bahasa Arab, kelelawar dikenal dengan sebutan al-wathwath atau al-khuffasy. Berbeda dengan mamalia lain yang umumnya tidak dapat terbang, kelelawar memiliki sayap yang terbentuk dari selaput kulit. Struktur unik ini memperkuat kemampuan terbang mereka, sehingga memungkinkan kelelawar terbang layaknya burung.

Sebagai hewan nokturnal, kelelawar aktif di malam hari dan beristirahat di siang hari. Di malam hari, kebanyakan kelelawar berburu serangga. Meskipun lingkungan malam yang gelap membuat penglihatan kelelawar kurang baik, mereka memiliki kemampuan pendengaran yang sangat tajam. Kelelawar dapat mendengar suara yang sangat lemah, dan saat terbang, mereka mengeluarkan bunyi untuk mendeteksi keberadaan objek di sekitarnya.

Ketika bunyi yang dipancarkan kembali, kelelawar dapat mengukur jarak dan memahami lingkungan sekitar berkat fenomena yang disebut ekolokasi. Setelah seharian berburu, kelelawar akan beristirahat, tetapi menariknya, mereka tidak tidur di tanah seperti mamalia lain atau di sarang seperti burung. Kelelawar memilih untuk tidur dengan posisi menggantung. Sebab, meski kaki mereka tidak sekuat milik burung, mereka dilengkapi dengan jari-jari bercakar tajam yang kuat, digunakan untuk mencengkeram dahan pohon atau dinding gua tempat mereka bergantung.

Kisah kelelawar dalam sejarah Islam terjadi ketika Baitul Maqdis kebakaran. Baitul Maqdis juga disebut Masjidil Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi. Selain itu Masjidil Aqsha banyak memiliki keutamaan, dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala dalam surat Al-Isra’ (17) : 1.

Berkenaan keutamaan Masjidil Aqsha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Shalat di Masjidil Haram Senilai 100.000 shalat, shalat di masjidku (Masjid Nabawi) senilai 1.000 Shalat. Dan shalat di Baitul Maqdis senilai 500 shalat. Pergi menuju Masjidil Aqsha dengan tujuan shalat di dalamnya akan menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan.”

1. Baitul Maqdis Kebakaran

Disebutkan dalam sebuah atsar yang dishahihkan oleh sebagian ulama: “Kelelawar adalah hewan yang memadamkan api dengan sayap-sayapnya pada saat Baitul Maqdis dibakar. Kelelawar tersebut juga berdoa kepada Allah :
“Ya Tuhan Kami, kuasakan kami atas lautan, sehingga aku bisa menenggelamkan mereka.” (As-Sunan Ash-Shaghir, juz 4. Hal. 59)
Disebutkan, kelelawar berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan untuk memadamkan api agar Masjidil Aqsha di Palestina tidak jadi terbakar.

2. Persilisihan Para Ulama

Ulama Hanafiyah memperbolehkan konsumsi kelelawar, sementara ulama Malikiyah menganggapnya makruh. Sebaliknya, ulama Hambali dan Syafi’iyah berpendapat bahwa memakan kelelawar adalah haram. Berdasarkan penjelasan ini, pendapat yang lebih tepat adalah bahwa kelelawar haram untuk dimakan, karena ada larangan untuk membunuhnya, sebagaimana tercantum dalam hadits. Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kelelawar tidak boleh dimakan. Karena dilarang untuk dibunuh sebagaimana disebutkan dalam atsar berikut ini:

لَا تَقْتُلُوْا الضَّفَادِعَ فَإِنَّ نَقِيْقَهَا تَسْبِيْحٌ، وَلَا تَقْتُلُوْا الْخَفَّاشَ فَإِنَّهُ لَمَّا خَرِبَ بَيْتُ الْمَقْدِسِ قَالَ: يَا رَبِّ سَلِّطْنِي عَلَى الْبَحْرِ حَتَّى أُغْرِقَهُمْ

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru, ia berkata,  “Janganlah kalian membunuh katak, karena suaranya adalah tasbih. Jangan kalian pula membunuh kelelawar, sebab, karena ketika Baitul Maqdis dibakar kelelawar itu berdoa kepada Allah, ‘Ya tuhan kami, kuasakan kami atas lautan, sehingga aku bisa menenggelamkan mereka’. (HR. Al Baihaqi dalam Al-Kubraa 9: 318 dan Ash-Shughraa 8: 293 no. 3907, dan Al-Ma’rifah hal. 456. Al-Baihaqi berkata bahwa sanad hadits ini shahih)

3. Beberapa penjelasan dari Kisah
Dari kisah di atas dapat ambil beberapa pelajaran sebagai berikut:

  1. Masjidil Aqsha adalah salah satu masjid yang diberkahi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
  2. Sebelum kiblat umat Islam berpindah ke Ka’bah, Masjidil Aqsha adalah kiblat pertama bagi mereka.
  3. Masjidil Aqsha memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah bahwa shalat di dalamnya 500 kali lebih utama dibandingkan shalat di masjid lainnya.
  4. Saat ini, Masjidil Aqsha berada di bawah kekuasaan Yahudi, sehingga kita perlu berjuang untuk membebaskan Al-Aqsha agar umat Muslim dapat melaksanakan shalat di sana.
  5. Dilarang membunuh kelelawar, dan lebih lagi, memakannya adalah haram.

Daftar Pustaka
Yazid Abu Fida. (2022). Kisah-kisah hewan dalam hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sukoharjo: Media sholih bacaan anak Islam
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc. (2012). Hukum makan kelelawar. Ambon: Rumaysho.com
Pusat Data dan Analisa Tempo. (2020). Kelelawar dan Keunikan Organ Tubuh Dimilikinya. Jakarta Selatan: Tempo Publishing

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Back to top button