Motivasi

Galau Tidak Akan Mengubah Masa Lalu

Galau Tidak Akan Mengubah Masa Lalu

ORDER

Karya: Sumpena, S.Pd

Galau Tidak Akan Mengubah Masa Lalu

Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah dalam Zaadul Ma’aad (327/2) berkata:  “Perkara yang telah berlalu tidaklah mungkin teratasi dengan kesedihan. Sebaliknya, harus dengan keridhaan, pujian kepada Allah, kesabaran, dan beriman kepada ketetapan-Nya, serta seorang hamba harus mengucapkan: ‘Qoddarullahu wa maasyaa’a fa’al (Allah telah menakdirkan dan Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya).”

Setiap jiwa di bumi ini pasti pernah merasakan getaran kepedihan dalam perjalanan hidupnya. Di dalam perjalanan kehidupan ini, kekecewaan, rasa sedih, dan penyesalan adalah emosi yang tak dapat dihindari. Mereka adalah bagian dari perjalanan kita yang memberi warna dan mendalamkan makna setiap langkah yang kita ambil. Namun, dalam ajaran Islam, kita diajarkan untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan, karena bersedih tidaklah mengubah masa lalu. Allah Ta’aala berfirman:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At-Taubah, 9:40).

Firman Allah ini menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan ini, kita akan diuji dengan berbagai cobaan, dan satu di antaranya adalah kesedihan. Namun, kita sebagai hamba Allah harus selalu mengingat bahwa Allah selalu bersama kita, membantu kita mengatasi setiap kesulitan. Ketika kita merasa sedih atau menyesali tindakan kita di masa lalu, penting untuk mengingatkan diri sendiri bahwa masa lalu tidak dapat diubah. Apa yang telah terjadi adalah bagian dari takdir yang Allah telah tetapkan. Namun, kita memiliki kendali atas tindakan dan pilihan kita saat ini, serta bagaimana kita akan menjalani masa depan.

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam juga memberikan banyak petunjuk tentang bagaimana mengatasi kesedihan. Salah satunya adalah dengan bersabar. Sabar adalah sikap yang sangat dihargai dalam Islam, dan melalui kesabaran, kita dapat meredakan rasa sedih dan menjalani hidup dengan penuh keyakinan. Selain itu, berpikir positif dan bersyukur juga merupakan cara yang sangat efektif untuk mengatasi kesedihan. Berfokus pada hal-hal positif dalam hidup kita, serta mensyukuri nikmat-nikmat yang masih kita miliki, dapat membantu mengubah perspektif kita terhadap kehidupan. Dalam Islam, kita juga diajarkan untuk meminta ampunan kepada Allah. Meskipun kita tidak dapat mengubah masa lalu, Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Dengan tulus bertaubat, kita dapat membersihkan dosa-dosa kita dan mendekatkan diri kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam Surah Az-Zumar: 53

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kesedihan bagai aliran sungai dalam perjalanan kehidupan. Kesedihan adalah satu dari variasi indah emosi yang menandai perjalanan kita. Namun, kita harus ingat, ia tidak boleh merajalela dan menguasai hati kita sepenuhnya. Sebab dalam setiap kegelapan, ada pelajaran yang bisa kita petik, dan dalam setiap badai, ada kekuatan yang terpendam untuk mengukir keindahan baru dalam hidup. Bolehlah kita merasa sedih, namun kita tak seharusnya membiarkan kesedihan itu merajai kehidupan kita. Ingatlah bahwa Allah selalu bersama kita, dan dengan tawakal dan upaya yang sungguh-sungguh, kita dapat mengatasi kesedihan dan menjalani hidup dengan penuh harapan dan keyakinan. Dalam Islam, kita juga diajarkan untuk memahami konsep qadar, yaitu ketetapan Allah terhadap segala sesuatu. Ini berarti bahwa apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita telah ditakdirkan oleh Allah. Meskipun mungkin sulit untuk dipahami, percayalah bahwa Allah memiliki rencana yang jauh lebih indah untuk kita, yang mampu menghilangkan kesedihan dan kecemasan. Selain itu, ketika kita menghadapi kesedihan atau penyesalan atas masa lalu, kita dapat mengambil pelajaran darinya.

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengajarkan pentingnya belajar dari pengalaman dan kesalahan kita. Penyesalan yang bermakna mampu membimbing kita menuju pertumbuhan sebagai pribadi yang lebih mulia. Tetaplah dingat bahwa dalam Islam, doa adalah senjata yang amat kuat. Ketika kita merasa kesedihan, berdoalah kepada Allah. Berbicaralah dengan-Nya, mintalah petunjuk, dan berharap pada-Nya untuk membantu kita melewati masa-masa sulit. Ketika kita berbicara tentang bagaimana mengatasi kesedihan dan penyesalan dalam konteks Islam, kita juga harus memahami pentingnya kekuatan iman. Iman adalah dasar dari segala-galanya dalam Islam. Ketika kita memiliki iman yang kuat, kita dapat menghadapi segala cobaan dengan lebih tenang. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengajarkan kita untuk selalu berpegang teguh pada iman dan berdoa kepada Allah dalam setiap situasi. Sebab bagi seorang mukmin, Iman adalah sumber kekuatan dan ketenangan yang dapat membantu kita menghadapi kesedihan.

Selain itu, menjalin hubungan yang kuat dengan saudara seiman juga dapat membantu mengatasi kesedihan. Dalam Islam, kita dianjurkan untuk saling mendukung dan membantu satu sama lain. Dengan berbagi pengalaman dan merasa didukung oleh komunitas kita, kesedihan dapat menjadi lebih mudah diatasi. Ingatlah juga bahwa kesedihan adalah ujian dari Allah. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengajarkan kita untuk sabar dan bersyukur dalam menghadapi ujian ini. Kita mungkin tidak tahu alasan di balik setiap ujian yang kita alami, tetapi kita percaya bahwa Allah memiliki rencana yang lebih indah.

Ada beberapa tips atau cara mengatasi kesedihan dan penyelesalan dalam Islam:

Pertama, meratap dalam kesendirian dan merenungi kehidupan dengan penuh dzikir merupakan dua cara indah untuk menenangkan jiwa dan pikiran. Dalam dzikir, kita mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan merasakan kehangatan dengan dekat kepada-Nya. Dengan ketulusan, kita dapat melepaskan duka dan menemukan ketenangan dalam jiwa. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Surat Ar-Ra’d Ayat 28).

Kedua, aktif dalam kegiatan sosial. Terlibat dalam kegiatan sosial merupakan cara yang indah untuk mengalihkan perhatian dari kesedihan pribadi. Ini adalah jalan yang membawa kita menuju perasaan pencapaian yang penuh makna. Dengan membantu sesama dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, kita mampu merasakan tujuan hidup yang mendalam.

Ketiga, memuliakan ilmu pengetahuan dan menikmati proses pembelajaran. Saat kita dihadapkan pada tantangan atau duka, mencari solusi dengan cara yang rasional dan belajar dari pengalaman orang lain adalah kunci untuk mengatasi kesulitan. Islam mendorong kita untuk menjalani perjalanan berpikir yang mendalam dan bijaksana dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga kita dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih kuat dan bijaksana.

Keempat, memahami hikmah di balik kesedihan. Kadang-kadang, kesedihan adalah cara Allah mengarahkan kita ke jalan yang lebih baik. Cobalah untuk merenungkan apa yang dapat kita  pelajari dari pengalaman tersebut dan bagaimana kita dapat berkembang sebagai pribadi yang lebih baik.

Kelima, konsultasi kepada ahli ilmu (ulama). Rasa sedih yang mendalam dan mengganggu kehidupan sehari-hari kita ibarat bunga yang layu di taman jiwa kita. Mungkin saatnya untuk merenung dan mencari cahaya dalam bimbingan seorang ulama atau seorang ahli dan berpengalaman, yang akan membantu kita melewati badai kesedihan ini dengan penuh kearifan dan kasih sayang.

Terakhir, ingatlah bahwa kesedihan dan penyesalan adalah bagian alami dari kehidupan, tetapi keduanya tidak boleh menghentikan kita untuk melanjutkan perjalanan kehidupan. Masa lalu tidak dapat diubah, tetapi masa depan adalah milik kita untuk diperbaiki. Dengan tekad, tawakkal kepada Allah, dan keyakinan yang kuat, kita dapat melepaskan diri dari beban kesedihan dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik.

Sebagai simpulan, bersedih tidaklah mengubah masa lalu. Namun, dalam Islam, kita diajarkan untuk bersabar, berpikir positif, bersyukur, tawakal kepada Allah, belajar dari pengalaman, dan terus bergerak maju. Dengan tekad dan keyakinan, kita dapat mengatasi kesedihan dan menjalani hidup dengan penuh harapan dan ketaqwaan kepada Allah.

Semoga artikel ini membantu menginspirasi dan memberikan kekuatan kepada semua yang membacanya. Wallahu a’lam.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Back to top button