
Liburan yang Menggembirakan
Oleh Ikhsan Abdul Aziz, S.Pd.
Desember adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh para santri dan santriwati, termasuk secara umum para siswa jenjang SD. Pasalnya setelah menyelesaikan tahap ujian, mereka akan berhadapan dengan hari-hari liburan. Pada akhir bulan Desember 2024, santri dan santriwati akan pulang ke rumah masing-masing untuk menuntaskan rindu bersama keluarga tercinta. Mereka tentu akan sangat bahagia sekali karena sudah lama tidak bersua bersama orang-orang tersayang.
Berdasarkan pengamatan pribadi, anak-anak akan cenderung lebih bersemangat ketika mendekati liburan. Banyak ditemui satu fenomena bahwa UKS (Unit Kesehatan Sekolah) akan sepi oleh pasien atau pengunjung pada waktu mendekati liburan. Anak-anak akan jarang atau bahkan tidak sakit ketika akan pulang ke rumah. Hal ini menjadi bukti bahwa para santri dan santriwati sudah tidak sabar bertemu dengan keluarga yang akan menjadi obat dari rasa penat dan kesibukan yang selama ini menghampiri mereka di pesantren. Liburan akan menjadi momen yang menggembirakan bagi mereka.
Liburan adalah waktu yang dinanti-nanti oleh para santri dan santriwati setelah melewati hari-hari yang penuh dengan kegiatan belajar di pesantren. Namun, sebagai seorang santri yang terbina dengan nilai-nilai Islam, liburan tidak hanya menjadi waktu untuk beristirahat, tetapi juga kesempatan emas untuk memperbanyak amal, mempererat silaturahmi, dan mengembangkan diri. Bagaimana cara memanfaatkan liburan agar tetap menggembirakan dan sesuai dengan syariat Islam? Berikut adalah beberapa hal yang dapat penulis sampaikan.
- Menjaga Adab dalam Kegembiraan
Islam tidak melarang umatnya untuk bergembira, asalkan kegembiraan itu tetap berada dalam batasan syariat. Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Para santri dapat mengisi liburan dengan aktivitas menyenangkan seperti berkumpul bersama keluarga atau menikmati keindahan alam, namun tetap menjaga adab dalam berpakaian, berbicara, dan bergaul. - Silaturahmi dan Berbakti kepada Orang Tua
Bagi para santri, liburan adalah waktu yang tepat untuk kembali ke rumah dan berbakti kepada orang tua. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, “Keridaan Allah terletak pada keridaan orang tua, dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi)
Membantu pekerjaan rumah, berbincang hangat dengan keluarga, atau sekadar mendengarkan cerita orang tua adalah bentuk bakti yang sederhana, tetapi sangat bermakna. Jadikan saat-saat ketika di rumah menjadi momen yang berkesan dan bahagia. Manfaatkan waktu sebaik-baiknya, karena mereka suatu saat akan tiada. - Mengasah Keahlian dan Kreativitas
Liburan juga dapat menjadi waktu untuk mengasah keterampilan yang mungkin jarang dilakukan selama di pesantren. Misalnya, para santriwati bisa belajar memasak makanan baru yang halal dan enak, sementara santri dapat mempelajari keterampilan praktis seperti bertukang atau bercocok tanam. Semua aktivitas ini dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk kebaikan. - Membiasakan Amal Kebaikan di Mana Saja
Liburan bukan alasan untuk meninggalkan rutinitas ibadah. Para santri dapat memanfaatkan waktu luang untuk memperbanyak salat sunah, membaca Al-Qur’an, atau menghadiri majelis ilmu di lingkungan mereka. Jika memungkinkan, mereka juga dapat terlibat dalam kegiatan dakwah dan sosial, seperti mengajarkan anak-anak di sekitar rumah atau membantu acara keagamaan di masjid. - Waspada terhadap Waktu yang Terbuang Sia-Sia
Liburan yang menggembirakan tidak berarti dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Rasulullah ﷺ mengingatkan kita tentang pentingnya memanfaatkan waktu luang. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, “Dua nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Hindari terlalu banyak bermain gawai atau menghabiskan waktu dengan hiburan yang melalaikan. Gunakan waktu dengan bijak untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. - Menanamkan Rasa Syukur
Liburan yang menggembirakan juga harus diiringi dengan rasa syukur kepada Allah ﷻ. Nikmat waktu luang, kesehatan, dan kesempatan untuk bersama keluarga adalah karunia yang tak ternilai. Jangan lupa untuk selalu mengucapkan alhamdulillah atas setiap nikmat kecil maupun besar yang dirasakan selama liburan. Ingatlah bahwa waktu di rumah itu sangat terbatas.
Para santri dan santriwati perlu menjadikan liburan sebagai waktu untuk merefleksikan diri, memperbaiki hubungan dengan Allah ﷻ dan sesama, serta menambah amal kebajikan. Dengan begitu, liburan tidak hanya menjadi waktu yang menggembirakan, tetapi juga bermakna, membawa keberkahan, dan menjadi bekal untuk menjalani hari-hari berikutnya di pesantren dengan semangat baru. Semoga liburan para santri kali ini penuh keberkahan dan menjadi momen yang tak terlupakan dalam perjalanan hidup mereka.




;