Hujan, antara Nikmat dan Ujian
Yan Ferdianza, S.Pd., M.Si
Dari semua tanda-tanda alam yang terjadi selama ini baik berupa kenikmatan, ujian, bahkan adzab yang dialami oleh manusia. Semuanya terjadi karena adanya peran dan diakibatkan oleh manusia itu sendiri. Pada hakikatnya Allah ﷻ memberikan semuanya dalam kondisi yang terbaik untuk dijalankan oleh manusia. Bagaimana dengan hujan? Hujan bukanlah turunnya air saja, tetapi memiliki tujuan dan makna tersendiri dari hal tersebut. Apakah hujan termasuk nikmat yang Allah turunkan di bumi atau bahkan menjadikannya ujian bagi umat manusia. Semuanya tergantung kepada dampak yang diakibatkan dari hujannya itu sendiri, tentunya Allah memberikan adzab bukan suatu hal yang tiba-tiba, tetapi ada peran kerusakan yang diakibatkan oleh manusianya itu sendiri.
Hujan berupa nikmat bagi manusia
Hujan menjadi liputan gembira bagi manusia. Air hujan memberikan nikmat pada manusia yang dapat menyuburkan tanah tandus dan dapat menumbuhkan tumbuhan – tumbuhan yang berguna bagi manusia. Hal ini terdapat dalam Surat Al A’raf ayat 57.
Seringkali manusia mengeluh ketika turunnya hujan, tetapi di sisi lain mereka bersyukur turunnya hujan karena suatu anugerah yang telah Allah berikan kepada mereka. Allah ﷻ menurunkan hujan ke bumi dengan sangat sempurna. Hujan tidak diturunkan oleh Allah setiap hari, tetapi diturunkan sesuainya siklusnya. Ketika hujan tidak turun tentu manusia tidak dapat menikmati air bersih, tumbuhnya sayur-sayuran, panen buah-buahan, dan juga cuaca yang bersih.
Hujan adalah Sumber Rezeki Manusia
Manfaat hujan bagi kehidupan sangatlah banyak. Buah-buahan dan kehidupan keduanya berasal dari air. Faktanya, sebagian besar planet kita dipenuhi air. Demikian pula, tubuh manusia juga terdiri dari air. Air adalah kebutuhan pokok atau primer bagi manusia. Oleh karena itu, turunnya hujan menyebabkan kita hidup di bumi ini dengan air yang cukup dan berlimpah. Peristiwa kekeringan yang terjadi ini tentu mengajarkan kita betapa pentingnya air hujan yang diutus Allah ﷻ untuk turun ke bumi. Hal ini sesuai dengan Surat Al-Baqarah ayat 22.
Hujan menjadi Ujian atau Peringatan dari Allah
Selain sebagai wujud pembawa kebahagian dari Allah, hujan pun bisa menjadi bentuk ujian atau peringatan dari Allah kepada manusia pada khususnya. Berikut firman Allah sebagai berikut:
- Hujan Batu
Hujan batu ini terdapat Surat Asy Syuara ayat 173 yang berbunyi hujan batu merupakan bentuk peringatan dari Allah terhadap orang-orang yang mengingkari ayat dan hukum/ketetapan Allah. Hal ini terjadi pada kaumnya Nabi Luth yang menolak dengan keras dakwah Nabi Luth dan kaumnya pun melakukan kegiatan homoseksual.
Oleh karena itu, Allah mengirimkan angin kencang serta hujan batu-batu kepada kaum Nabi Luth yang tidak mengikuti kebenaran yang dibawakan oleh Nabi Luth. Hujan batu ini bukanlah suatu kebahagiaan melainkan teguran sebagai azab bagi yang tidak mentaati rukun iman, rukun islam, keimanan islam, hubungan etika dengan keimanan dan kebaikan islam dan hubungan etis dengan iman.
- Ketakutan Saat Hujan
Ketakutan ini muncul saat hujan. Hujan yang disertai petir tentu saja merupakan peristiwa yang berpotensi menakutkan. Oleh karena itu, seringkali masyarakat merasa khawatir atau takut akan kematian ketika peristiwa ini terjadi. Sedangkan Allah ﷻ menyebutkan bahwa orang-orang kafir akan takut mati tetapi tidak akan pernah menaati atau melakukan apa yang diperintahkan Allah. Hal ini sesuaikan firman Allah Surat Al Baqarah ayat 19. - Hujan yang mengakibatkan bencana
Berdasarkan firman Allah Surat Ar-Rum ayat 41, peristiwa di bumi yang dapat menimbulkan kerugian bagi manusia. Hal ini disebabkan oleh manusia yang menyebabkan kerusakan tersebut. Dengan adanya hujan dapat mengakibatkan bencana bagi manusia, seperti banjir, tanah longsor akibat, hal ini diakibatkan oleh kelalaian manusia dalam menjalankan tugas dalam urusan alam.
Referensi
Al Qur’an Surat Al A’raf: 57
Al Qur’an Surat Al Baqarah: 19
Al Qur’an Surat Al-Baqarah: 22
Al Qur’an Surat Asy Syuara: 173
Al Qur’an Surat Ar Rum: 41
#AlMa’tuq#AlMathbaah#Hujan
